Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger


Selamat Datang di Blog GKJ Brayat Kinasih, Yogyakarta. Tuhan Yesus Memberkati...


Selasa, Juni 22, 2010

Renungan

KEBIASAAN DAN MEMBIASAKAN DIRI
(Matius 7 : 1 - 5)

BEGITU ketemu orang lain, kita bicara. Apa saja. Kalau orang yang kita temui itu jarang-jarang ketemu, pasti bicara kita lebih banyak. Apalagi kalau orang itu teman dekat, teman akrab dan juga suka bicara, maka akhirnya... ngrumpi.
Sampai di situ perkataan-perkataanpun mengalir, membanjir, sulit dikendalikan. Terlalu sering adalah merasani orang lain. Kalau sudah merasani, maka yang dikatakan terutama adalah segi-segi negatif dari orang lain yang dirasani itu. Wah sungguh nikmat bicara begitu. Seperti minum kopi atau merokok. Bicara begitu pasti suka diulang dan kecanduan. Semula memang tidak bermaksud membiasakan diri, tetapi tidak terasa akhirnya menjadi kebiasaan. Lain kali kalau ketemu ya begitu lagi. Melalui telpon sekalipun, kebiasaan itupun muncul. Pokoknya kapan saja, di mana saja, ketagihan.
Firman Tuhan mengingatkan kepada kita : Intraspeksi / mawas dirilah kamu. Biasanya kamu hanya meliaht selumbar pada diri orang, padahal ada balok sebesar gajah dalam dirimu sendiri, tetapi kamu tidak pernah melihatnya. Janganlah menghakimi orang lain. Dengan penghakiman yang kamu pakai itu ukurannya juga akan dipakai untuk menghakimi kamu pula. Bahwa kita memang tidak memiliki kuasa untuk menghakimi. Yang berkuasa menghakimi hanyalah Tuhan sendiri. Tiap kali kita mengucapkan pengakuan iman rasuli : Bahwa Tuhan Yesus-lah yang kelak akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Kita sama sekali tidak mempunyai wewenang untuk itu. Merasani jeleknya orang lain, apalagi juga didengar orang lain lagi, itu dosa. Maka kebiasaan demikian harus dibuang dalam pertobatan kita. Maklum doa-doa kitapun tidak pernah dijawab oleh Allah karena terhalang oleh dosa-dosa kita itu. Amin. *(Sdsnr)


RINGKASAN KHOTBAH
Ibadah Minggu, 13 Juni 2010 Pkl. 06.30 WIB.
Pdt. Sundoyo, S.Si.

Nats Bacaan : 1 Raja-Raja 21 : 15 - 29

Ahab tertarik dengan kebun anggur milik Nabot, namun Nabot tidak mau menjual karena memegang Imamat 25 (mengatur bahwa tanah warisan/pusaka tidak boleh dijual). Izebel merekayasal untuk membunuh Nabot (dengan cara difitnah). Akibatnya Nabot dilempari sampai mati oleh rakyat. Elia mengatakan pada Ahab bahwa semua anak laki-lakinya akan mati (hukuman Allah bagi Ahab). Kemudian Ahab bertobat dan Tuhan mengampuni (tidak memberikan hukuman) Konsekuensi sebuah tindakan (prinsip tanggung jawab) Ketika Ahab tidak taat pada Tuhan, maka ada dampak negatif yang Ahab terima Kita belajar untuk menjaga cara hidup kita karena apa yang kita lakukan akan berdampak pada diri kita sendiri.
Prinsip otoritas sebagai payung perlindungan
Ketika Ahab sebagai raja, dia menjadi payung perlindungan bagi rakyat Israel. Ketika Ahab sebagai kepala rumah tangga, dia menjadi payung perlindungan bagi keluarganya.
Jika payung itu baik, maka akan memberikan perlindungan yang baik pula bagi orang-orang di bawahnya.
Tuhan bersedia mengampuni
Hukuman disampaikan (oleh Tuhan) à respon baik ( menyadari kesalahan dan mau memperbaiki kesalahan tersebut) à pengampunan diberikan oleh Tuhan. Amin. *(Krstin)


0 komentar:


ShoutMix chat widget