Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger


Selamat Datang di Blog GKJ Brayat Kinasih, Yogyakarta. Tuhan Yesus Memberkati...


Senin, November 24, 2008

Sejarah Gereja

I. Pendahuluan

Dalam menyusul sejarah Pepanthan Miliran ini, mempergunakan bahan-bahan dari :a. Catatan-catatan mengenai sejarah Pepanthan Miliran dari Bp. Samidjo dan Bp. Djumadi.b. Keterangan-keterangan mengenai sejarah Pepanthan Miliran dari nara sumber warga gereja Pepanthan Miliran / warga gereja GKJ Sawokembar Gondokusuman :• Bp. Sutrisna Martoatmodjo• Bp. Alex Sukono• Ibu Mulyadi• Ibu Krijo Hatmodjo• Bp. Sigit Wijayanto• Bp. G Noto Sudarmo• Ibu Irmadi• Bp. Sastra Suwignja• Bp. Subardi• Bp. Shena Dwidjosiswajac. Keputusan Rapat Majelis GKJ Sawokembar Gondokusuman.-KEADAAN PADA TAHUN 1967-Para warga jemaat GKJ Sawokembar Gondokusuman yang bertempat tinggal di Miliran juga pergi kebaktian hari Minggu ke gereja Sawokembar Gondokusuman sebagian berjalan kaki, sebagian lainnya naik sepeda. Bagi yang telah berkeluarga berboncengan naik sepeda. Kendaraan umum pada waktu itu kebanyakan becak dan andong. Jika menggunakan kendaraan umum tidak mampu, karena dipandang mahal. Pada waktu itu jarak antara tempat tinggal mereka dengan gereja Sawokembar Gondokusuman dirasakan cukup jauh. Faktor jarak dan taraf penghidupan warga yang masih sangat berkekurangan pada waktu itu memang menjadi kendala bagi warga dalam kehidupan bergereja.Memperhatikan keadaan semacam itu dua orang warga jemaat di Miliran, yaitu Bapak Samidjo dan Bapak Djumadi mempunyai prakarsa untuk menyelenggarakan kumpulan (kebaktian) di Miliran. Prakarsa itu disetujui oleh para warga di Miliran dan didukung oelh Bapak Sastra Suwignja sebagai Tua-tua Wilayah Miliran.Atas dasar prakarsa itu, maka pada tahun 1967 diselenggarakan kebaktian pertama betempat di rumah Bapak Tjermo Disono / Dalang Miliran. Kebaktian pertama itu seharusnya dilayani oleh Bapak Pendeta Sukardan, tetapi karena beliau tidak hadir, maka kebaktian itu dilayani oelh Tua-tua Wilayah yaitu Bapak Sastra Suwignja. Warga yang hadir pada saat itu sebanyak 15 orang. Disampaing kebaktian itu, persekutuan-persekutuan doa dan pendalaman Alkitab dilakukan dengan tertip dan teratur.Pada tahun 1969 kontrak rumah yang dipergunakan untuk SD BOPKRI yang juga untuk tempat kebaktian warga jemaat kelompok Miliran itu habis sehingga harus berpindah ke rumah kontrakan baru, yaitu di rumah milik Bapak Hadipranoto, dengan kondisi rumah berdinding bambu yang berlubang-lubang. Di tempat ini pulahlah kegiatan-kegiatan kerohanian warga jemaat di Miliran dilanjutkan. Kegiatan Warga Jemaat Kelompok Miliran ini merupakan embiro atau cikal bakal berdirinya Pepanthan Miliran.


II. BERDIRINYA PEPANTHAN MILIRAN SAMPAI DENGAN MENJELANG DIDEWASAKANNYA.

Berdasarkan keputusan Rapat Majelis GKJ Sawokembar Gondokusuman pada hari Selasa, tanggal 11 Maret 1968 ditetapkan 2 (dua) tempat kebaktian baru di luar GKJ Sawokembar Gondokusuman yaitu : di Student Centre (Wisma Immanuel Samirono Baru) dan di Miliran.Pembukaan kebaktian baru di Miliran pada hari Minggu tanggal 6 April 1969 ini merupakan kebaktian yang pertama di Miliran dengan mengambil tempat di rumah sederhana berdinding bambu yang berlubang-lubang milik Bapak Hadipranoto yang disewa untuk SD BOPKRI. Seharusnya kebaktian itu diselenggarakan di rumah Bapak Djumadi, tetapi dalam pelaksanaannya rumah Bapak Djumadi dijadikan “Konsituri” karena letak rumah Bapak Djumadi itu berhadapap-hadapan dengan rumah Bapak Hadipranoto. Setiap kebaktian di rumah itu warga jemaat yang hadir lebih kurang 9 – 12 orang.Hari Minggu tanggal 6 April 1969 itulah sebagai tonggak sejarah berdirinya Pepanthan Miliran.Pada tahun 1973 SD BOPKRI di Miliran berhasil membangun gedung sendiri. Pepanthan Miliran diijinkan oleh Yayasan BOPKRI Pusat, untuk mempergunakan gedung SD BOPKRI tersebut, sebagai tempat kebaktian hari Minggu bagi warga jemaat Pepanthan Miliran.Pada waktu itu oleh SD BOPKRI memang telah dipersiapkan untuk ruang pertemuan terdiri atas dua local. Tempat itulah yang dipergunakan sebagai tempat kebaktian hari Minggu. Kebaktian pertama yang diselenggarakan di SD BOPKRI itu ialah pada hari Minggu 18 Maret 1973 dilayani oleh Bapak Pendeta Sardjuki Kartatenaja, S.Th. dan dihadiri oelh sebanyak 24 orang warga jemaat.


III. PERKEMBANGAN PEPANTHAN MILIRAN

Pepanthan Miliran dapat berkembang setelah menempati gedung SD BOPKRI itu. Kegiatan Sekolah Minggu, kegiatan studi Alkitab untuk para remaja, kegiatan PA, katekisasi bagi para warga, dan kebaktian hari Minggu berjalan secara teratur dan banyak kemajuannya. Perkembangan itu makin bertambah-tambahkarena ada beberapa hal yang mendukungnya, ialah :1. Didirikannya SMP BOPKRI XII di Miliran2. Ditugaskannya Bapak W. Irmadi, Guru Inil / Pembantu Pendeta, oleh Majelis GKJ Sawokembar Gondokusuman untuk mengajar katekisasi bagi warga Pepanthan Miliran.3. Ditugaskannya Bapak Pendeta Sukardan oleh Majelis GKJ Sawokembar Gondokusuman untuk melayani Pepanthan Miliran.Pada waktu itu warga dewasa / peserta Perjamuan Kudus telah mencapai 80 - 90 orang.Keberadaan warga jemaat Pepanthan Miliran ini ternyata dapat diteima baik oleh masyarakat sekitar lingkungan Pepanthan Miliran itu, sehingga orang Kristen di Miliran dapat menunjukkan perannya sebagai “garam” yang tidak hambar, menjadi “terang “ yang diperlukan banyak orang.Perayaan Natal yang diselenggarakan oleh warga jemaat Pepanthan Miliran, sekaligus dipergunakan sebagai sarana PI. Demikian pula dana yang dapat dikumpulkan, sebagian justru dipergunakan untuk membiayai kegiatan PI itu, tidak sekedar dipergunakan sendiri untuk perayaan.


IV. MEMBANGUN GEDUNG GEREJA.

Mulai tahun 1971 - 1978 banyak warga pendatang baru di Miliran, di antaranya keluarga Bapak Ir. Mulyadi dan keluarga Bapak Alex Sukono.Kebetulan kedua keluarga itu memiliki kemampuan serta menaruh perhatian besar terhadap tugas-tugas pelayanan gerejawi. Maka pertama-tama diusahakannya untuk memperoleh sebidang tanah yang diperlukan bagi pembangunan gedung gereja. Berkat kerjasama mereka dan dukungan seluruh warga Pepanthan Miliran, maka Tuhan mengabulkan untuk membeli tanah seluas 500 m2. Lokasi tanah itu berada di tengah sawah, karena memang semula berwujud tanah pesawahan. Pekerjaan pembenahan lokasi ini dimulai 24 Juni 1981. Jalan menuju lokaso kurang lebih sepanjang 500 m masih berwujud pematang/jalan setapak yang berdampingan dengan parit saluran irigasi. Parit inilah yang memperlancar jalan setapak, setelah dibangun kembali mempergunakan pipa buis beton, sehingga dari pematang sawah yang disatukan dengan pipa saluran air itu berhasil disulap menjadi jalan yang dapat dilewati kendaraan.Lahan diurug dan dipersiapkan, maka peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja dapat dilangsungkan pada hari Minggu, 15 September 1985 dalam suatu upacara yang dipimpin oleh Bapak Pendeta Wijoto Hardjotaruno. Memang pekerjaan ini memakan waktu lama, dilaksanakan tahap demi tahap sesuai dengan kemampuan pendanaannya. Sejak dari upacara peletakan batu pertama hingga berdirinya gedung gereja memakan waktu sat setengah tahun.Dari hasil kerja keras jemaat Pepanthan Miliran ini, pada hari Jumat 17 April 1987 bertepatan dengan hari Paskah, secara resmi tempat kebaktian dipindahkan dari SD BOPKRI Miliran ke gedung gereja, walaupun yang gereja dibangun sampai pada saat itu keadaannya belum sempurnah.Dari hari-ke hari, pembangunan terus disempurnakan, dilengkapi dengan halaman/area parker yang diperkeras dengan vaving.

Pada mulanya tempat dudukpun seadanya, kemudian berangsur-angsur dapat diganti dengan kursi-kursi besi sederhana, akhirnya dipergunakan bangku-bangku dari kayu seperti yang ada sekarang.Perhatian Pemerintah kepada Pepanthan Miliran sangat baik , yaitu dengan diberikan ijin membangun gedung gereja. Bahkan Pemerintah Kota menggunakan bangunan gereja itu sebulan sekali untuk pembinaan PNS (Pegawai Negeri Sipil) Kristiani.Hampir tidak terduga, pada tahun 1996 dapat membeli lahan tambahan di sebelah kanan gedung gereja, seluas 500 m2, sehingga dengan lahan tambahan ini dapat dipersiapkan untuk membangun konsituri dan rumah pastori. Bukan karena semata-mata sempitnya lahan, akan tetapi sejak awalnya bangunan gereja telah dirancang dengan menempatkan ruang konsisturi di depan pintu gereja. Penempatan ruang konsisturi di depan pintu gereja ini adalah ide dan pemikiran dari Bapak Sutrisna martoatmodjo.Pada saat warga jemaat berdatangan akan memasuki gereja tempat kebaktian, Bapak/Ibu anggota Majelis menyambutnya dengan berjabat tangan, seolah-olah sebagai pelayan penerima tamu. Pada saat kebaktian selesai, Bapak Pendeta dan segenap anggota Majelis kembali berderet di depan pintu gereja, bersalaman dengan seluruh warga jemaat yang akan meninggalkan gereja. Dengan demikian suasana kebaktian hari Minggu dapat dirasakan ada jalinan suasana yang penuh kasih.Pada akhir tahun 2000, justru pada saat-saat warga Pepanthan Miliran sedang giat-giatnya mempersiapkan diri membangun Pepanthan Miliran menjadi gereja dewasa, dating lagi berkat Tuhan dengan kemampuan membeli tanah seluas 165 m2 terletak di sebelah kiri gedung gereja di sudut belakang. Dengan letaknya yang tidak terlalu dekat dengan gereja itulah, sangat tepat digunakan untuk rumah Pendeta yang lebih tenang. Maka rancangan semula penempatan rumah Pendeta diubah. Lahan 500 m2 di sebelah kanan gereja, akan dipergunakan untuk bangunan konsituri, kantor gereja, ruangan pertemuan dan perpustakaan, termasuk area parker, karena direncanakan gedung itu bertingkat untuk menghemat lahan. Sedangkan gedung gereja sendiri masih dapat dibangun ulang dikembangkan sehingga mempunyai daya tamping yang lebih besar daripada yang sekarang ditambah dengan kemungkinan membangun balkon.


V. KEINGINAN WARGA JEMAAT

Proses Pendewasaan Pepanthan Miliran, memang dirasakan terlalu lama oleh warga dan yang sering menanyakan soal ini. Maka tumbuhlah prakarsa anggota Majelis dan warga Pepanthan Miliran untuk membentuk Panitia Persiapan Pendewasaan Pepanthan Miliran. Adapun pembentukan panitia dengan niat untuk secepatnya dan mendewasakan Pepanthan Miliran ini disertai dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :1. Proses persiapan pendewasaan Gereja Pepanthan Miliran telah sedemikian lama. Kajian yang dilakukan oleh Tim Studi Kemandirian telah pula berulang kali juga mulai rapat-rapat dan sosialisasi kepada segenap warga jemaat dalam berbagai forum dan kesempatan. Maka akhirnya tumbuh kebulatan tekad bagi Jemaat Pepanthan Miliran untuk membuktikan keberaniannya bertanggung jawab mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, ke dalam maupun ke luar sebagai gereja dewasa.2. Jemaat Warga Pepanthan Miliran pada saat ini telah mencapai 337 orang, termasuk di dalamnya 264 orang warga sidhi (warga Perjamuan Kudus).3. Pepanthan Miliran sudah memiliki gedung gereja yang cukup memadai.4. Dari aspek ekonomi / keuangan, bersumber dari persembahan warga jemaat dan dana-dana yang dapat dihimpun sebagai dana kemandirian dan pembangunan, Pepanthan Miliran optimis akan dapat memenuhi kebutuhan minimal sebagai jemaat yang mandiri.5. Selama ini Pepanthan Miliran telah berkemampuan melaksanakan Tri Tugas Gereja, yaitu tugas persekutuan, tugas kesaksian, dan tugas pelayanan. Dengan demikian dari aspek rohani, tugas-tugas itu sudah dapat diselenggarakan dengan teratur, kontinyu bagi segenap warga, dari anak / remaja, kaum muda, kaum bapak dan ibu serta orang tua-tua.6. Dari aspek organisasi dan administrasi, Pepanthan Miliran telah melaksanakan system manajemen yang tertip, terbuka dan efisien dalam dukungan pelayanan.


Pembentukan Panitia Persiapan Pendewasaan Pepanthan Miliran itu dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Januari 2000, dan memperoleh restu dari gereja induk, Majelis GKJ Sowokembar Gondokusuman.Panitia bekerja keras untuk melakukan kegiatan-kegiatan kea rah pendewasaan baik yang menyangkut bidang kerohanian, prasarana fisik, organisasi, administrasi, maupun bidang keuangan.Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, Panitia ini melibatkan semua Komisi dan semua pengurus wilayah / kelompok yang ada. Tiap Komisi dan dan pengurus wilayah / kelompok menyusun programnya dan melaksanakan kegiatan masing-masing dalam rangka persiapan pendewasaan Pepanthan Miliran tersebut kepada Klasis Yogyakarta Selatan.Atas dasar usul itu, Tim Visitasi Klasis Yogyakarta Selatan pada hari Rabu tanggal 21 Juni 2000 telah mengadakan kunjungan untuk penelitian (visitasi) ke Pepanthan Miliran.Dalam sidangnya pada hari Senin tanggal 26 Maret 2001 Klasis Yogyakarta Selatan memutuskan bahwa Pepanthan Miliran layak untuk didewasakan. Persiapan Pendewasaan akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2001.


Yogyakarta, 28 Maret 2001Panitia PendewasaanPepanthan Miliran GKJ Sawokembar Gondokusuman.

1 komentar:

Sriyono Murjoko mengatakan...

Jadi ingat waktu memanjat-manjat untuk pasang lampu dan Sound System bersama rekan-rekan 'Sakhabat' .... (Mas Agus, Mas Kuswara, Mbak Irianti, Mas Harto, Mas Mamung dll)
Karya Tuhan memang tidak terbayangkan ....
Syallom ....


ShoutMix chat widget