Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger


Selamat Datang di Blog GKJ Brayat Kinasih, Yogyakarta. Tuhan Yesus Memberkati...


Minggu, Maret 21, 2010

RENUNGAN

BERIBADAH YANG SEJATI
(Roma 12 : 1 - 12)



SETIAP kita melakukan ibadah. Beribadah itu kita lakukan secara teratur. Hari Minggu
kita jadikan hari ibadah. Bersama seluruh Jemaat. Kita memuji Tuhan, memuliakan
nama Tuhan, berdoa bersama, memberikan kesaksian, melakukan persembahan dan pelayanan. Dengan beribadah maka kita menguatkan iman kita. Persembahan yang benar ialah mempersembahkan tubuh kita ini seutuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus. Oleh karena itu, janganlah tubuhmu ini ternoda, najis di hadapan Tuhan. Janganlah ada kepura-puraan, kepalsuan, dusta atau dosa, karena semua itu harus berkenan di hadapan Tuhan.
Demikianlah dalam beribadah, bukan saja hati harus bersih, kudus dan tulus, tetapi tubuh kita harus demikian. Karena tubuh ini adalah bait suci. Di dalam bait suci yang betul-betul terawat kekudusannya, maka Sang Roh Kudus berkenan tinggal bersemayam. Apalagi sebagai wujud yang kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup dan kudus, maka tubuh kitapun harus baik, tidak tercela, tidak bernoda.
Kita bisa membayangkan, betapa Tuhan Yesus pun pernah marah melihat Bait Allah yang kotor, dipakai orang tempat untuk berdagang, karena memang bukan pada tempatnya. Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini. Kita wajib merubah diri, memperbaharui diri kita sehingga kita bisa membedakan mana yang baik, mana yang menjadi kehendak Allah dan mana saja yang berkenan di hadapan Allah.
Jangan pula kita berpikir, memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kita pikirkan. Kita harus berpikir begitu rupa sehingga senantiasa dapat mengusai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kita masing-masing. Amin.



RINGKASAN KHOTBAH
Ibadah Minggu, 14 Maret 2010 Pkl. 18.00 WIB.
Pdt. Sundoyo, S.Si.

Nats : Lukas 15 : 1 - 3, 11 - 32

Kalau khotbah Minggu lalu dosa dihubungkan dengan penderitaan dan kali ini dosa dihubungkan dengan hikmat duniawi. Mereka yang mencuri, korupsi, selingkuh menikmati kehidupan duniawi, kesenangan dunia. Namun mereka yang tidak melakukan korupsi, perselingkuhan seolah-olah tidak untung dan menderita. Anak bapa yang sulung suka tinggal di rumah, suka beribadah, hormati orang tua. Betul-betul ada pada iman kerohanian yang prima / super. Namun anak yang bungsu, suka mengecewakan orang tua, hambur-hamburkan uang, berfoya-foya dan gaya hidupnya sangat kontras dengan yang sulung. Dosa berakibat terlepas dari kehangatan, mengalami penderitaan dan kematian dan kematian serta dosa akan beranak dosa. Si bungsu sadar akan dosanya akibat kesengsaraan yang terjadi dalam hidupnya. Dia sadar, menyesal mengakui dan mau mendandani sing elik (kesalahan) Dia bertekad pulang ke bapanya dan mohon pengampunan. Bapa aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa (Ay. 18) Bagaimana reaksi anak sulung, justru tidak ada belas kasihan dan pengampunan kepada adiknya mala menyalahkan orang lain dan membenarkan dirinya. Gereja mewujudnyatakan belas kasihan dan anugerah Tuhan untuk manusia berdosa agar kembali kepada Tuhan. Amin.

0 komentar:


ShoutMix chat widget