TUHAN dengan kasihnya telah mencari manusia-manusia yang hilang karena dosanya. Dosa manusia itu ditebus-Nya dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal supaya barang siapa percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal. Kasih Allah itu luar biasa. Namun demikian dunia tidak mengetahuinya. Dunia tidak mengerti hikmat dan kebenaran yang dimiliki Allah. Seandainya dunia mengetahui hikmat kebenaran Allah, maka tidak akan menyalibkan Tuhan.
Maka kewajiban tiap orang percaya sekarang ini haruslah mencari hikmat kebenaran yang sejati itu. Apakah yang terkandung di dalam kasih Allah yang telah dikaruniakan-Nya kepada manusia?.
Karena kasih-Nya, maka kita telah diangkat sebagai anak-anak Tuhan dan rupa-rupa hal dikaruniakan-Nya kepada kita, sebagai pewaris kerajaan Allah. Ada banyak karunia roh, kemampuan untuk berbicara yang mengandung hikmat, ada kemampuan untuk mengajar, ada kemampuan untuk penyembuhan, ada kemampuan untuk mengusir setan dan lain sebagainya. Sayang di antara kita yang telah memperoleh kemampuan-kemampuan karena mendapat karunia roh itu terpeleset menjadi sombong. Merasa dirinya bisa. Padahal segala kemampuannya itu bukankarena dirinya, tetapi karena mendapat karunia roh.
Tentu saja kesombongan itu tidak menjadi perkenan Allah, bahkan bisa menghilangkan karunia-karunia yang telah diperolehnya. Karena kesombongan itu bertentangan dengan kasih. Bukankah kasih itu rendah hati, tidak sombong. Anak-anak Nuh yang terhimpun menjadi bangsa besar, akhirnya terpeleset juga ke dalam kesombongan mereka dengan mendirikan menara Babel. Maka akhirnya Tuhan memporak-porandakan mereka.
Kesombongan itu sendiri adalah egoisme, merasa benar sendiri. Padahal hikmat kebenaran itu hanya ada pada Allah. Yang harus kita muliakan adalah kasih Allah, bukan kemampuan kita. Semakin kita merendahkan diri, Tuhan harus semakin dipermuliakan. Amin.
Daftar Audio
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar