Baca: 1 Petrus 4:12-16
Ayat Mas: 1 Petrus 4:12
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 4-7
Dalam khasanah kebijaksanaan Jawa, ada petuah yang berkata demikian: Ojo gumunan, ojo kagetan, mulad sarira, hangrasa wani. Artinya: Jangan mudah heran, jangan mudah terkejut, beranilah melihat dan mengoreksi diri apa adanya. Bagi orang Jawa, selain kesadaran diri, kemampuan untuk menguasai diri se-hingga tidak mudah dikejutkan dan dibuat terpesona adalah nilai-nilai diri yang unggul. Apabila mudah bingung dan terpesona, orang mudah kehilangan orientasi diri. Itu sebabnya, ketenangan batin menjadi kunci.
Petrus juga berpesan kepada jemaat-jemaat yang tersebar di Asia Kecil agar tidak heran apabila suatu saat mereka mengalami penderitaan (ayat 12). Dalam bahasa aslinya dikatakan “janganlah menganggap sebagai hal aneh atau asing” apabila penderitaan datang. Allah meminta kita agar tidak heran atau terkejut bila orang-orang yang dipandang baik dan setia juga dihampiri oleh penderitaan. Mengapa? Karena penderitaan adalah hal yang wajar terjadi. Bahkan, apabila penderitaan itu dialami karena kebenaran, karena nama Kristus. Pada saatnya, penderitaan yang seperti ini akan mendatangkan kemuliaan Allah (ayat 14). Ha-nya, jangan sampai kita menderita karena melakukan perbuatan yang berdosa (ayat 15), karena hal semacam itu hanya akan membawa malu.
Iman kristiani tidak membuat kita kebal penderitaan. Jadi jika penderitaan itu datang, janganlah heran atau terkejut. Sadari saja bahwa yang Allah kehendaki dalam hal ini adalah agar kita dan penderitaan yang kita alami menjadi sarana kemuliaan Allah di dunia ini dan saat ini. Siapkah Anda?
JANGAN TERKEJUT SAAT BERJUMPA DENGAN PENDERITAAN JADIKAN IA TEMAN UNTUK BERTUMBUH DALAM IMAN
Penulis: Daniel K. Listijabudi
[Dikutip dari Renungan Harian Yayasan Gloria] klik disini
Ayat Mas: 1 Petrus 4:12
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 4-7
Dalam khasanah kebijaksanaan Jawa, ada petuah yang berkata demikian: Ojo gumunan, ojo kagetan, mulad sarira, hangrasa wani. Artinya: Jangan mudah heran, jangan mudah terkejut, beranilah melihat dan mengoreksi diri apa adanya. Bagi orang Jawa, selain kesadaran diri, kemampuan untuk menguasai diri se-hingga tidak mudah dikejutkan dan dibuat terpesona adalah nilai-nilai diri yang unggul. Apabila mudah bingung dan terpesona, orang mudah kehilangan orientasi diri. Itu sebabnya, ketenangan batin menjadi kunci.
Petrus juga berpesan kepada jemaat-jemaat yang tersebar di Asia Kecil agar tidak heran apabila suatu saat mereka mengalami penderitaan (ayat 12). Dalam bahasa aslinya dikatakan “janganlah menganggap sebagai hal aneh atau asing” apabila penderitaan datang. Allah meminta kita agar tidak heran atau terkejut bila orang-orang yang dipandang baik dan setia juga dihampiri oleh penderitaan. Mengapa? Karena penderitaan adalah hal yang wajar terjadi. Bahkan, apabila penderitaan itu dialami karena kebenaran, karena nama Kristus. Pada saatnya, penderitaan yang seperti ini akan mendatangkan kemuliaan Allah (ayat 14). Ha-nya, jangan sampai kita menderita karena melakukan perbuatan yang berdosa (ayat 15), karena hal semacam itu hanya akan membawa malu.
Iman kristiani tidak membuat kita kebal penderitaan. Jadi jika penderitaan itu datang, janganlah heran atau terkejut. Sadari saja bahwa yang Allah kehendaki dalam hal ini adalah agar kita dan penderitaan yang kita alami menjadi sarana kemuliaan Allah di dunia ini dan saat ini. Siapkah Anda?
JANGAN TERKEJUT SAAT BERJUMPA DENGAN PENDERITAAN JADIKAN IA TEMAN UNTUK BERTUMBUH DALAM IMAN
Penulis: Daniel K. Listijabudi
[Dikutip dari Renungan Harian Yayasan Gloria] klik disini
0 komentar:
Posting Komentar