Baca: Yohanes 4:4-30
Ayat Mas: Kisah Para Rasul 1:8
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 18-20
Salah satu tugas gereja adalah bersaksi. Namun, saat kita diminta bersaksi, muncullah beberapa pertanyaan. Mengapa kita perlu bersaksi? Apa modalnya? Kepada siapa? Di mana? Dengan cara bagaimana? Renungan hari ini akan menuntun kita menemukan setiap jawabannya.
Ketika si perempuan Samaria bertemu Yesus di sumur Yakub, itu merupakan perjumpaan yang istimewa. Di situ matanya terbuka melihat siapakah dirinya; manusia yang berdosa dan penuh kekurangan. Inilah awal yang harus kita alami; perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Selanjutnya, perjumpaan dengan Yesus membawa perempuan itu pada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Itulah yang membuatnya segera “meninggalkan tempayannya” dan bercerita tentang Yesus kepada orang-orang.
Kita juga memiliki Amanat Agung yang memberi petunjuk jelas tentang menjadi saksi Kristus. Kita harus bersaksi di Yerusalem; yang berarti kepada orang dekat, sebangsa, dan sebudaya. Di seluruh Yudea; yang artinya kepada orang yang sebangsa dan sebudaya, tetapi letaknya cukup jauh. Di Samaria, kepada “tetangga” yang tidak sebudaya. Dan sampai ke ujung bumi; artinya kepada orang yang tidak sebangsa dan jauh dengan kita. Dan perintah-Nya bukan ini atau itu, tetapi ini dan itu. Jadi, tidak bisa pilih-pilih. Artinya, kepada siapa pun (yang dikenal atau tidak) dan di mana pun (yang tinggal dekat atau jauh). Akhirnya, dengan cara apa? Dengan hidup dipenuhi Roh Kudus, sehingga punya kuasa untuk menjadi kesaksian. Saat hidup kita menjadi kesaksian yang indah bagi sesama, mereka pun akan mengenal Tuhan yang menyelamatkan
SESUNGGUHNYA BERSAKSI BUKANLAH HAL YANG SUKAR JIKA KITA BERSEDIA UNTUK HIDUP BENAR
Penulis: Eddy Nugroho
Ayat Mas: Kisah Para Rasul 1:8
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 18-20
Salah satu tugas gereja adalah bersaksi. Namun, saat kita diminta bersaksi, muncullah beberapa pertanyaan. Mengapa kita perlu bersaksi? Apa modalnya? Kepada siapa? Di mana? Dengan cara bagaimana? Renungan hari ini akan menuntun kita menemukan setiap jawabannya.
Ketika si perempuan Samaria bertemu Yesus di sumur Yakub, itu merupakan perjumpaan yang istimewa. Di situ matanya terbuka melihat siapakah dirinya; manusia yang berdosa dan penuh kekurangan. Inilah awal yang harus kita alami; perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Selanjutnya, perjumpaan dengan Yesus membawa perempuan itu pada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Itulah yang membuatnya segera “meninggalkan tempayannya” dan bercerita tentang Yesus kepada orang-orang.
Kita juga memiliki Amanat Agung yang memberi petunjuk jelas tentang menjadi saksi Kristus. Kita harus bersaksi di Yerusalem; yang berarti kepada orang dekat, sebangsa, dan sebudaya. Di seluruh Yudea; yang artinya kepada orang yang sebangsa dan sebudaya, tetapi letaknya cukup jauh. Di Samaria, kepada “tetangga” yang tidak sebudaya. Dan sampai ke ujung bumi; artinya kepada orang yang tidak sebangsa dan jauh dengan kita. Dan perintah-Nya bukan ini atau itu, tetapi ini dan itu. Jadi, tidak bisa pilih-pilih. Artinya, kepada siapa pun (yang dikenal atau tidak) dan di mana pun (yang tinggal dekat atau jauh). Akhirnya, dengan cara apa? Dengan hidup dipenuhi Roh Kudus, sehingga punya kuasa untuk menjadi kesaksian. Saat hidup kita menjadi kesaksian yang indah bagi sesama, mereka pun akan mengenal Tuhan yang menyelamatkan
SESUNGGUHNYA BERSAKSI BUKANLAH HAL YANG SUKAR JIKA KITA BERSEDIA UNTUK HIDUP BENAR
Penulis: Eddy Nugroho
[Dikutip dari Renungan Harian Yayasan Gloria] klik disini
0 komentar:
Posting Komentar